KEMATIAN

Kembali Allah swt ingatkan kita dengan keniscayaan dan dekatnya ajal.
Jika telah tiba, tak ada seorangpun yang mampu menolak atau meminta penangguhan walau sesaat.

Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (QS: al A’raf :34).

Dengan musibah jatuhnya pesawat ini, apakah kemudian kita takut naik pesawat? Tentu tidak, karena yang meninggal di tempat tidur yang empuk pun tak kalah banyak.

Bahkan, bagi orang beriman perang sekalipun bukan sebab utama kematian. “Sungguh keberanianmu di medan perang tidak pernah mempercepat kematianmu, sedangkan kepengecutanmu tidak pernah memperlambatnya”. Demikian ujar salah seorang mujahid fii sabilillah.

“Meskipun kamu ada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditetapkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.” (QS: ali Imran: 154)
Demikian komentar Allah terhadap kaum munafik yang hendak lari dari medan perang.

Ada yang mati saat ia bersujud di hadapan Allah. Ada yang mati saat ia melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an. Ada yang mati saat ia tertatih naik mimbar.
Tatkala kematian menghampiri seorang zuhud bernama Abdullah bin Idris, putrinya menangis lalu Abdullah berkata kepada putrinya : “wahai putriku, jangan menangis! Sungguh di rumah ini, aku telah mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak empat ribu kali. Itu semua aku lakukan untuk menghadapi hari ini”

Adapun Amir bin Abdillah bin Zubair, saat mendekati sakaratul maut mendengar suara muadzin. Meski anak istrinya menolak, ia tetap meminta diantar ke masjid. Tatkala rakaat pertama ia tersungkur wafat dalam kondisi bersujud kepada Allah swt.

Sedangkan di hari menjelang wafatnya, Harun ar-rasyid meminta agar semua prajurit dan pelayan istana nya dikumpulkan. Ketika mereka semua telah berkumpul dengan jumlah yang sangat besar, beliau berulang-ulang mengucapkan kalimat ini hingga wafat:

يا من لا يزول مُلكه ارحم من قد زال مُلكه..
*”Wahai Dzat yang kekuasaannya tak pernah lenyap, rahmatilah orang yang telah lenyap kekuasaannya”*

Namun sebaliknya, ada yang mati saat joget diatas panggung. Ada yang tewas saat kejar-kejaran dengan geng motornya. Ada yang mati menenggak minuman keras. Ada yang mati di kamar hotel bersama pelacurnya.

Maka sadarilah:
من عاش على شيء.. مات عليه.
*”Barang siapa hidup diatas suatu amalan, ia akan wafat dalam kondisi melakukan amalan tersebut”*

Semoga Allah merahmati orang-orang tua kita, guru-guru kita dan seluruh kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah mendahului kita. Lahumul faatihah.

Suhari AF

Tinggalkan Komentar