Ojo leren dadi wong apik

Hidup ini sesungguhnya penuh canda tawa. Ada yang halal dan ada pula yang bisa berujung dosa. Ada yang disengaja tapi juga ada yang muncul tiba-tiba.

Berhibur tiada salahnya.. terngiang potongan nasyid agar suasana hidup tidak selalu tegang adanya. Dan Allah seringkali memberi ruang kita untuk menikmati tawa; lucu juga kalau melihat dengan bashirah bagaimana Dia “bercanda” dengan hamba-hamba-Nya.

Tidak perlu terlalu spaneng melihat orang bisa makan apa saja tapi tak mampu membelinya, giliran sudah bisa membelinya ternyata kondisi fisik tidak bisa berkompromi dengan sate, gule, duren, kacang mete serta bermacam konsumsi yang lumayan memanjakan selera.

Pemuda rupawan kadang tidak selalu berjodoh dengan wanita idaman hatinya. Sementara yang lain dengan izin Allah ada yang menikahi seseorang yang disangka orang bukan istrinya tapi juragannya. Hahaha. Hidup itu unik jangan mudah panik. Tertawalah seperlunya mumpung tawa tidak ditarik pajak.

Berbahagialah ketika daya tarik kebaikan tidak bisa dikalahkan oleh berbagai promosi suguhan kemaksiatan. Daya pikat pantai Kuta di Bali yang menarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri, tetap tidak mampu mengalahkan daya pikat Haramain bagi umat beriman.

Masa tunggu calon jamaah haji Indonesia sampai puluhan tahun, belum lagi menghitung jumlah yang sesungguhnya lebih banyak orang yang diliputi rasa rindu untuk berhaji tapi terhalang anggaran di saku.

Bahkan umroh yang tidak terikat oleh waktu tertentu pun semakin diserbu kaum muslimin yang terbuai manisnya rindu. Kerinduan suci yang terus mengharu biru dalam kalbu.

Geli rasanya mengingat pengalaman umroh pertama saya sekian tahun yang lalu; kami nerbang dari bandara Jogja kemudian transit di Ngurah Rai Bali dengan segala suguhan panoramanya. Berlanjut dengan Qatar Airways dan kebagian seat samping dua turis sejoli yang hampir sepanjang perjalanan asyik “berpacaran” dengan bahasa yang tidak saya pahami.

Saya yang tidak merogoh kocek sendiri, akankah karenanya terus menggunakan jurus “bacok bar”? ah bisa bisa niat utama dari keberangkatan yang justru bernasib batal dan bubar. Bismillah, saya hanya mampu komat-kamit dengan kalimat thoyyibah dan tilawah, entahlah apakah hal tersebut terbilang dakwah.

Ya salam.. di hati tak henti-hentinya berdoa: ya Allah bimbinglah diri tetap dzikir kepada-Mu meski di tempat seperti ini sampai tiba di rumah-Mu bahkan sampai kapan pun hingga berjumpa dengan-Mu sepenuh rindu.

Di majelis tabligh Akbar bisa saja akan dijumpai hal-hal yang unik. Yang penting jangan panik; apa yang kita anggap janggal terkadang tidak sebatas di lingkaran halal haram. Luruskan niat untuk thalabul ilmi dan rindu bertemu para shalihin.

Jangan sibuk mencari kambing hitam pada momen yang telah disiapkan berhari-hari dan bermalam-malam untuk acara yang kurang lebih dua atau tiga jam. Harapan zero insiden selalu menjadi ikhtiar penyelenggaraan, bila ada yang tak terduga pastinya bukanlah kesengajaan.

Bagi yang pernah menikmati indahnya thowaf di baitullah mereka tidak akan berhenti dari merindukan peristiwanya. İkhtilat yang tidak terhindarkan tentu bukan sebentuk pembenaran, tapi demikian keunikan yang bisa saja mengundang tawa tersipu.

Bukan tidak serius dalam peribadatan; justru ada jamaah haji atau umrah nangis karena hendak mencium hajar Aswad tapi hidung mendarat di pipi perempuan yang tidak aswad. Hayo yang demikian mesti disyukuri atau diistighfari; sedang maksud hati begitu suci, tapi yang dialami sesuatu yang tak pernah diniati.

Hidup ini unik, bahkan dalam prosesi peribadahan ada yang tidak terhindarkan dari hal yang menggelitik dan tetap menuntut kita tidak panik. İstiqamahlah menjadi pribadi yang menarik. Ojo leren dadi wong apik..!!

Anshor Hasan
Pengasuh PPM Al-Fatih Klaten

Tinggalkan Komentar