Natural saja, kita tetap ngaji tanpa lupa menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang peduli akan situasi kondisi. Lembaga pendidikan kita tetap bergerak dinamis dan sekali waktu mengajak santri melihat cakrawala luas agar mereka tersadar kondisi bangsanya, ihwal kaumnya, situasi zamannya.
Para kyai kita keluar dari pasanggrahannya bukan karena meninggalkan tugas dakwahnya, bukankah kaum politisi pun perlu kiranya mendapat sentuhan dakwah? Para ulama’ dan habaib tidak ketinggalan ikut turun gunung menjadi suluh dalam gulita agar tidak seterusnya politik dipermaklumkan kotor, kita doakan semoga Allah berikan kekuatan kepada mereka membimbing kaum yang heterogen ini. Keterlibatan kaum santri ke kancah politik tentu merupakan gelombang perubahan yang layak diapresiasi, lantunan shalawat dan pekikan takbir dalam belantika politik kita serta keterlibatan massa besar dalam suatu aksi tapi tetap nampak damai, rapi dan bersih adalah suasana politik Indonesia baru yang mengundang decak kagum dunia. Ada kekurangan itu pasti dan hal tsb tidak menjadi penghalang tuk menunjukkan umat Islam cinta agamanya sebagaimana juga cinta negrinya.
Natural saja, ayo ngaji ayo peduli. Saat kita mendengar dan menyaksikan sahabat kita para pahlawan di TPS yang ternyata tidak mudah menyelamatkan C1 misalnya tentu membutuhkan perhatian dan bantuan kita, sekaligus hal itu menunjukkan betapa dibutuhkan banyak orang yang siap berkorban di medan perjuangan.
Natural saja, sebagai orang beragama tentu tidak menghalalkan segala cara tuk berjuang dalam sebuah kontestasi. Justru saat seperti itulah kaum santri dituntut peran mereka sebagai pembeda, bahkan dalam kancah politik yang cendrung frontal. Tugas besar kita untuk menyadarkan serta memahamkan umat bahwa bukan yang berkantong tebal saja yang bisa tembus dalam kompetisi.
Natural saja, kita perankan tugas da’i sebagaimana kita adalah politisi menurut kapasitasnya masing-masing dalam pengertian berbagi nilai-nilai maknawi bukan saling membenci, dalam makna kontribusi bukan saling mencaci maki. Semoga wajah Indonesia ke depan nampak semakin berseri.
Anshor Hasan